SEJARAH DAN BUDAYA DUSUN
SILIT
- BUDAYA MOYANG -
By
“Panca Buana”(XIV)
Di
pedalaman Kalimantan Barat khususnya di kecamatan sepauk di daerah kayu lapis
kilometer 62 terdapat sebuah kampung
yang dimana penduduk lokalnya adalah suku dayak seberuang . Kampung ini
dipimpin oleh seorang Ketua adat ( kepala suku) yang bernama Remang. Bapak
remang adalah ketua kampung pertama yang priode jabatannya pada tahun 1979
sampai tahun 1982. Setelah beliau wafat kemudian dipilihlah kembali pemimpin
kampong, dan terpilihlah Damianus Alwin sebagai kepala kampung. Namun pada saat
priode jabatannya tepatnya pada tahun 1982 kampung ini berubah menjadi sebuah desa
yang dikenal sebagai desa Nanga Pari. Beriring degan perkembangan penduduk
kampong ini dipecah menjadi 3 dusun, salah satunya dusun silit ini.
Saat
berubah menjadi sebuah desa dan terbentuk dusun silit maka
tidak diterapkan lagi system kepala kampung, namun digantikan oleh seorang
kepala dusun. Berikut nama-nama kepala dusun silit :
1.
Damianuas alwin
2.
Af barito
3.
F.suti
4.
Nobertus Edison
5.
Longsianus
6.
inus
Di
daerah dusun silit kaya akan potensi alamnya, karena di daerah ini terdapat
gugusan bukit-bukit yang menjulang tinggi. Melalui kekayaan alam yang melimpah
masyarakat dusun silit dapat hidup terkecukupan. Mereka memanfaatkan hasil alam
dan senantiasa selalu menjaga keutuhan alam yang ada di daerah nya. Berikut
diantaranya nama-nama perbukitan yang ada didaerah dusun silit :
·
Bukit buluh
Bukit
buluh adalah bukit terrendah dari keempat bukit lainnya yang dapat kita jumpai.
Dipuncak bukit buluh terdapat saka empat (simpang empat) yang menghubungkan bukit satu dengan bukit lainnya. Konon
dibukit buluh ini terdapat banyak sekali buluh ( bambu ) yang tumbuh , namun
pada saat ini populasi bambunya sudah berkurang. Nama bukit buluh ini diberikan
oleh nenek moyang mereka yang secara turun temurun diwariskan kepada masyarakat
dusun silit. Disepanjang perjalanan menuju
bukit, dapat banyak kita jumpai pohon-pohon jenis Agatis ( dammar ) yang kokoh menjulang tinggi.
·
bukit lumut
Bukit
lumut dengan ketinggian 1246 MDPL, bukit
ini ditumbuhi banyak sekali lumut. Dengan ketinggian dan suhunya ini mungkin dapat
menyebabkan tumbuh suburnya lumut. Lumut yang tumbuh sangatlah tebal, oleh
karena itu bukit ini dinamai bukit lumut. Di daerah bukit lumut ini terdapat
jejek -jejak peninggalan jalur badak Kalimantan barat. Jejaknya berupa parit
parit yang kedalamannya mencapai 2 meter dan lebarnya kurang lebih 1 meter. Hal ini yang sampai sekarang menjadikan
misteri badak Kalimantan.
·
Bukit parit
Diantara
kempat bukit yang kami daki, bukit ini lah yang paling tinggi. Ketinggian bukit
ini mencapai 1587MDPL. dibukit ini terdapat jejek- jejak peninggalan badak oleh karena itu bukit ini dinamai bukit parit
Kalimantan.
·
bukit berangin.
Bukit
ini adalah bukit tertinggi kedua dari ke empat bukit yang kami daki. Ketinggian
bukit ini mencapai 1462 MDPL. Asal-usul nama bukit ini dahulunya banyak
ditumbuhi kayu beringin namun banyak
masyarakat yang menyebutnya bukit berangin.
Salah
satu masalah yang dapat dijumpai dalam mendaki bukit khususnya di Kalimantan
Barat yaitu banyaknya pacet. Pacet adalah hewan penghisap darah yang dimana
mereka dapat ditemukan di antara serasah dan juga biasanya mereka menempel di
dedaunan. Terdapat banyak jenis pacat, ketika tergigit oleh pacat biasanya terasa
sakit ada pula yang tidak terasa sakitnya. Menurut masyarakat pacet akan mati
jika diolesi oleh tembakau tepek ataupun disemprot baygon.
Karena
dihitung- hitung bukit ini masih satu kawasan yang sangat dijaga maka masih
banyak jenis hewan-hewan langka yang dapat dijumpai di daerah tersebut . Burung
enggang dan orang hutan merupakan hewan yang sangat terancam kepunahannya di
kalimantan ini sendiri , namun Burung enggang dan orang hutan masih sering
diburu masyarakat setempat untuk diambil kepala ataupun bulu bulunya. Selain
itu terdapat juga jenis-jenis hewan seperti babi hutan, trenggiling, rusa serta
burung belayau. Hewan hewan ini dapat banyak kita jumpai pada saat musim buah
dihutan tiba.
-
Budaya
moyang -
Unsure budaya tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dusun silit. Budaya yang kental akan
keunikan suku dayak seberuang
Salah satu budaya yang
masih dapat kita jumpai saat ini ialah
Ø Ladang
berpindah
Masyarakat dusun silit menerapkan unsure budaya berladang yang berpindah - pindah, namun untuk saat ini sudah tidak dianjurkan lagi karena lama kelamaan akan merusak system hutan yang mereka jaga.
Masyarakat dusun silit menerapkan unsure budaya berladang yang berpindah - pindah, namun untuk saat ini sudah tidak dianjurkan lagi karena lama kelamaan akan merusak system hutan yang mereka jaga.
Ø Gawai
panen
Gawai panen diadakan saat panen sudah mulai dilakukan , biasanya saat panen tiba masyarakat secara gotong royong membantu memanen padi tersebut. Gawai ini tidak dilakukan secara seretak namun diadakan secara pribadi.
Gawai panen diadakan saat panen sudah mulai dilakukan , biasanya saat panen tiba masyarakat secara gotong royong membantu memanen padi tersebut. Gawai ini tidak dilakukan secara seretak namun diadakan secara pribadi.
Ø Gawai
penyadi
Gawai penyadi adalah gawai yang dilakukan saat adanya pernikahan. Umumnya masyarakat dusun silit saat menikah mereka mengenakan pakaiyan adat lama. Namun tidak jarang juga yang sudah memakai pakayan pengantin masa kini.
Gawai penyadi adalah gawai yang dilakukan saat adanya pernikahan. Umumnya masyarakat dusun silit saat menikah mereka mengenakan pakaiyan adat lama. Namun tidak jarang juga yang sudah memakai pakayan pengantin masa kini.
Kebiasaan
masyarakat
Salah
satu kebiasaan masyarakat dusun silit adalah berburu. Berburu dilakukan dihutan
secara individu ataupun berkelompok. Biasanya saat berburu mereka membawa anjing untuk teman berburu. Masyarakat
berburu menggunakan senapan lantak ataupun boman juga menggunakan tombak dan
parang. Pada saat berburu biasanya mereka membawa perbekalan untuk makan serta perlengkapan
untuk tidur.
Terdapat
cerita yang dipercaya oleh masyarakat dusun silit, jika mereka masuk kehutan
dan merasakan kegelisahan atau kengerian mereka menyebut seperti mantra atau
baca bacaan ‘ bubuh mentri paluh, pimpin
putrid nyalin, kita sama anak mensia’
. Berikut kisah atau kepercayaan dibalik
mantra ini.
’’
Pada jaman dahulu ada seorang pemuda yang bernama paloh bubuh berburu dihutan. Saat
berburu ia menemukan keanehan yang
janggal dihatinya , ia menebas seutas akar yang menghalangi jalannya, entah kenapa setelah ditebas putus akar itu
kembali menyatu seperti sebelumnya, hal itu pun terjadi berulang-ulang hal itu
membuat paloh bubuh penasaran dan
kemudian ia meminum air tebasan akar tersebut serta meminumkannya kepada
anjingnya. Kemuduian ia menebas putus kepala anjing yang dibawanya, tidak
berapa lama kepala anjing itu menyambung kembali. Dan ia lakukan terus menerus
tetap saja kepala anjing tersebut mennyambug lagi. Dengan kejadian seperti itu
ia pun semakin penasaran . paloh bubuh dengan nekat ia menebas kepalanya sendiri namun sialnya kepalanya jatuh kelubang yang dalam dan tak biasa
diambil lagi. Paloh bubuh merasa kebingungan, ia pun menemukan akal yang tidak
masuk diakal , ia menebas kepala anjing
dan menyambungkan ke badannya sendiri. Dan jadilah ia manusia yang berkepala anjing. Hal ini oleh masyarakat
dipercayai dan kini menjadi seperti hantu. Jika mereka merasakan kegelisahan
didalam hutan mereka menyebutkan mantra tersebut agar tidak diganggu oleh
mahluk mahluk halus yang tidak kasat mata. Itulah cerita dibalik adanya mantra
tersebut. (Sumber kepala dusun bp Inus) ’’
Sebagian
masyarakat biasanya masih memanfaatkan obat-obatan tradisional dari akar-
akaran maupun tumbuhan lain. Masyarakat dusun silit juga biasanya nginang (
sugi ) hal biasanya ini dilakukan oleh
ibu-ibu yang sudah lanjut usia. Terdapat pula rokok dari daun niapah yang sudah
dijemur kerig. Biasanya sebagai tembakaunya
mereka meracik sendiri karena beberapa penduduk juga masih menanam daun
tembakau.
Komuditi
pangan dari dusun silit ini mempunyai fase musiman. Penghasilan dapat diperoleh
dari padi, jengkol dan tengkawang. Untuk tengkawang mereka mengumpulkan dari
hutan hutan yang kemudian dijual kepengepul. Pada jaman moyang mereka masih
sering memproduksi minyak dari tengkawang yang dibuat sendiri dan digunakan
sendiri tidak untuk diperjual belikan.
Senjata
Senjata adalah
merupakan salah satu seni dari suku suku yang ada di Indonesia. Adapun senjata
yang masih ada di dusun ini ialah
1.
parang
parang
sering dibawa untuk pergi berburu maupun pergi berladang. Di setiap parang
terdapat anak parang ( lungok ) yang terselip di sarung parang. Fungsi lungok
adalah sebagai pisau belati yang siap mengkuliti hasil buruan.
2.
Mandau
3.
Keris
4.
Sumpit
5.
Tombak
-
Mengupas
jejak badak Kalimantan di perbukitan dusun silit -
Menurut
cerita warga pada jaman dahulu khususnya sebelum tahun 1975 nenek moyang mereka masih sering
menjumpai badak Kalimantan ini. Namun pada saat 1975 badak ini sudah sulit
dijumpai atau hilang hanya meninggalkan bekas bekas jejak badak saja . Adanya
badak Kalimantan ini di perkuatkan oleh bukti bukti jejek badak serta tulang
belulang yang masih dijaga oleh masyarakat dusun silit, juga terdapat pula
jejak jejak badak yang menyerupai parit parit bekas badak berjalan.
Badak
pada saat itu masih banyak dijumpai sehingga memungkinkan untuk masyarakat
memburunya. Ada ritual atau cara khusus jika mendapatkan buruan seekor badak.
Setelah tertembak mati badak tidak
langsung dibawa pulang namun tubuh badak harus ditindih kayu baru kemudian ditinggalkan
sejenak . Pemburu kembali kedusun dan memanggil seorang saudaranya untuk
membantunya membawa hasil buruannya. kemudian baru dibawa pulang . Tulang
belulang badak ini harus dibagikan kepada sanak saudara si pemburu.
Menurut
cerita masyarakat badak ini memakan buah-Buahan serta dedaunan muda. Konon
badak Kalimantan ini adalah badak goib dimana yang menjumpainya hanya
orang-orang tertentu saja. Konon kepercayaan penduduk setempat darah badak
menstruasi dapat menyembukan penyakit
penyakit. Namun hal itu tergantung kepada diri sendiri mempercayanya atau tidak.
–
Sumber Informasi Warga Dusun Silit -