Pongo pygmaeus pygmaeus
Kalimantan Barat memiliki potensi
keanekaragaman species yang tinggi baik flora maupun fauna. Keberadaan
keanekaragaman species memang penting untuk menjadi perhatian kita bersama.
Penurunan tingkat keanekaragaman species disuatu wilayah berarti penurunan
kekayaan hayati yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Permasalahan utama dalam
perlindungan keanekaragaman hayati adalah terbatasnya tenaga dan pendanaan. Dan
untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kehutanan dalam hal ini Direktorat
Konservasi Keanekaragaman Hayati, menetapkan 14 species terancam punah yang
dijadikan species prioritas utama untuk peningkatan populasi 3% pada tahun
2010-2014 melalui Keputusan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor SK. 132/ IV-KKH/2011 yang ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 8 Juli 2011. Penetapan species prioritas utama tersebut dipilih dengan
beberapa criteria, seperti regulasi (status konservasi), ketersediaan strategi
dan rencana aksi konservasi, kemungkinan/feasibility untuk berkembang,
ketersediaan baseline data 2008 atau 2011, keterwakilan regional, serta
komitmen atau dukungan dari internasional/stakeholder. Khusus untuk Kalimantan
Barat species prioritas utama untuk peningkatan.
Orangutan
Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus)
Mungkin tidak asing lagi bagi kita,
ketika berbicara mengenai Orangutan Kalimantan. Ya, primate yang memiliki nama
ilmiah Pongo pygmaeus ini memang
banyak dibicarakan oleh para pemerhati baik ditingkat nasional maupun
internasional. Satu-satunya kera besar yang hidup di Asia ini memang menjadi
sorotan dunia, karena lokasi habitatnya yang terbatas, yaitu hanya terdapat di
pulau Kalimantan. Khusus untuk Pongo
pygmaeus pygmaeus, ternyata tingkat keterancaman untuk punah paling tinggi
dibandingkan dengan subspecies Orang utan Kalimantan lainnya yaitu pongo pygmaeus wurmbii dan pongo pygmaesu morio. Populasi
subspecies Orangutan Pongo pygmaeus
pygmaeus diperkirakan berjumlah antara 3,000 – 4,500 individu di bagian
barat daya pulau Kalimantan, baik di Indonesia maupun di Negara bagian Sarawak,
Malaysia. Di Indonesia populasi sub species Orangutan ini ditemukan di Taman
Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS),
sementara dinegara bagian Sarawak
ditemukan di Batang Ai National Park (BANP) dan Lanjak Entimau Wildlife
Sanctuary (LEWS).Menurut Wich, S.A (2008) jumlah populasi Orangutan sub species
Pongo pygmaeus pygmaeus di TNBK
diperkirakan antara 1,330 - 2,000 individu, sementara di TNDS jumlah
populasinya diperkirakan antara 500 – 1,090 individu. Jumlah populasi di TNDS
diperkirakan akan menurun karena sebagian besar hutan disekitar TNDS yang
merupakan habitat Orangutan terancam dikonversi untuk perkebunan kelapa sawit.
Pongo
pygmaeus pygmaeus merupakan
plagship species sehingga dengan kita lindungi habitatnya maka semua jenis
flora dan fauna yang terdapat didalamnya dapat ikut terlindungi juga. Selain
itu, Orangutan berperan penting dalam keseimbangan ekosistem. Beberapa peranan
utama Orangutan dalam suatu ekosistem adalah :
Ø Menjaga keseimbangan ekosistem dengan memencarkan
biji-biji dari tumbuhan yang dikonsumsinya
Ø Orangutan merupakan satwa arboreal yang berukuran
besar, dan memiliki daerah jelajah luas, serta masa hidup yang panjang,
sehingga berperan penting dalam pemencaran biji.
Ø Ketidakhadiran Orangutan dihutan hujan tropis dapat
mengakibatkan kepunahan suatu jenis tumbuhan yang penyebarannya tergantung oleh
primata itu.
Berdasarkan data IUCN Red Data Book
of Endangered Species (2008) status konservasi Orangutan Kalimantan adalah
Endangered dan berdasarkan CITES, Orangutan Kalimantan dikelompokkan dalam
Appendix I. Di Indonesia, status perlindungannya dilindungi dalam Peraturan
Perlindungan Binatang Liar 1931 dan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1999.
Pada Pasal 21 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
disebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh,
menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa dan
bagian-bagiannya yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati.
Banyak factor sebenarnya yang
mengakibatkan semakin berkurangnya populasi Orangutan Kalimantan diantaranya
yaitu :
-
Semakin banyak
dan meluasnya peralihan fungsi hutan alam di Kalimantan yang dijadikan sebagai
lahan konversi perkebunan kelapa sawit sehingga membuat habitat Orangutan
semakin sempit.
-
Banyaknya
penangkapan atau perburuan illegal yang
dilakukan oleh masyarakan baik untuk dipelihara maupun diperdagangkan.
-
Keterbatasan
sumber makan karena semakin rusak dan musnahnya hutan Kalimantan mengakibatkan
sebagian diantara populasi Orangutan Kalimantan mengalami kematian.
-
Kurangnya
control dari pemerintah pusat ditambah lagi lemahnya daya dukung pemerintah
Daerah dalam menjalankan program konservasi khususnya untuk habitat serta
populasi Orangutan Kalimantan Pongo
pygmaeus pygmaeus.
Dari beberapa factor diatas yang
terjadi saat ini di alam membuat nasib keberadaan populasi Orangutan dari tahun
ketahun cenderung mengalami penurunan. Jika tidak ada perhatian khusus kepada mereka, akankah anak cucu kita kelak
dapat melihat atau menemukan species ini lagi di alam ?
Apa yang kita lakukan di masa
sekarang, akan menentukan seperti apa masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar